Sejak awal penciptaan manusia di bumi, upaya untuk berkomunikasi melalui simbol dan isyarat telah dimulai. Ini menandai awal dari perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi, yang kini menjadi aspek krusial dalam kehidupan sehari-hari. Saat ini, teknologi informasi dan komunikasi menjadi topik yang hangat diperbincangkan dan dianggap sebagai salah satu elemen terpenting. Tidak dapat disangkal bahwa teknologi ini telah menjadi bagian integral dari kehidupan manusia, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, dari pedagang kecil hingga pengusaha besar, baik secara sadar maupun tidak, mereka sangat bergantung pada teknologi informasi dan komunikasi.
Di sisi positif, masyarakat yang aktif menggunakan teknologi, situs web, dan media sosial dapat dengan mudah menyampaikan dan memperoleh informasi. Komunikasi di Indonesia, khususnya, terasa lebih mudah berkat kemajuan teknologi ini. Namun, dari sudut pandang negatif, kemajuan teknologi juga menyebabkan orang menjadi kurang berinisiatif untuk berkomunikasi secara langsung. Banyak yang lebih memilih berinteraksi melalui ponsel daripada berbicara dengan orang-orang di sekitar mereka. Sebagai contoh, seorang anak mungkin lebih asyik ber-chatting dengan teman melalui ponselnya daripada berbicara dengan saudaranya saat acara keluarga berlangsung. Terkadang, kemajuan teknologi ini juga membuat seseorang kurang peka terhadap ekspresi saat berkomunikasi dengan lawan bicaranya.
Ketika individu menghabiskan waktu yang cukup lama untuk berinteraksi di dunia maya, mereka sering kali tidak menyadari bahwa waktu tersebut seharusnya digunakan untuk berinteraksi dengan kehidupan nyata di sekitar mereka. Jumlah pengguna media sosial dan akses internet yang tinggi menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia cenderung lebih memilih berinteraksi dan bersosialisasi secara virtual dengan pengguna media sosial dan internet lainnya.
Secara khusus di Indonesia, kemajuan teknologi ini memberikan dampak signifikan terhadap sektor ekonomi dan sosial. Menurut data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, salah satu menteri menyatakan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah pengguna internet terbanyak di dunia. Selain itu, sebuah lembaga riset juga mencatat bahwa Indonesia menduduki peringkat kelima dalam daftar negara dengan pengguna smartphone terbesar di seluruh dunia.
Fungsi dari interaksi ini antara lain sebagai upaya penyebaran informasi dan interpretasi yang seobyektif mungkin mengenai peristiwa yang terjadi (Social Surveillance). Penyebaran informasi ini juga dapat menghubungkan satu kelompok sosial dengan kelompok sosial lainnya (Social Correlation). Selain itu, interaksi ini berfungsi sebagai upaya untuk mewariskan nilai-nilai luhur dari satu generasi ke generasi berikutnya (Socialization) dan sebagai sarana hiburan bagi masyarakat luas (Entertainment).
Saat ini, batas antara komunikasi massa dan komunikasi pribadi menjadi semakin kabur. Dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, terutama di Indonesia, muncul berbagai metode baru dalam berkomunikasi, seperti melalui media sosial. Fungsi telepon genggam yang dulunya hanya untuk mengirim pesan atau melakukan panggilan kini telah berevolusi menjadi perangkat yang mirip laptop, yang mudah dibawa ke mana saja.
Fenomena ini, khususnya di Indonesia, menimbulkan kekhawatiran bahwa kemajuan teknologi dapat berdampak negatif pada kehidupan sosial masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan peningkatan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan sekitar. Perubahan yang cepat akibat perkembangan teknologi ini, baik secara sadar maupun tidak, telah mengubah beberapa pola hidup masyarakat, terutama di Indonesia. Contohnya, banyak anak-anak yang kini mengalami ketergantungan pada gadget, baik milik mereka sendiri maupun orang tua mereka.
Dampak negatif lainnya adalah lambatnya perkembangan kemampuan bersosialisasi mereka, karena terlalu terfokus pada gadget. Di Indonesia, peran media massa, teknologi, dan media sosial kini sangat dominan. Hal ini memungkinkan pengaruh yang cepat dan signifikan terhadap opini publik. Sebagai contoh, di Twitter terdapat istilah buzzer, yang berfungsi sebagai pemimpin opini; ketika seseorang men-tweet, banyak orang cenderung mengikuti pola pikir buzzer tersebut. Meskipun kemajuan teknologi membawa banyak manfaat, dampak negatifnya juga tidak bisa diabaikan. Dalam konteks buzzer, jika informasi yang disebarkan adalah pengetahuan yang bermanfaat, maka itu menjadi positif. Namun, jika informasi tersebut adalah rekayasa atau fitnah, maka hal itu akan merugikan pihak-pihak yang terlibat.
Sangat penting bagi kita untuk memperhatikan bahwa seluruh masyarakat Indonesia harus memiliki kecerdasan dalam membedakan antara aspek positif dan negatif dari perkembangan teknologi, serta memahami bagaimana komunikasi seharusnya dilakukan dengan cara yang seimbang dan sesuai dengan tujuannya.
Berita Terkait
404
404