Pemkab Mukomuko Meminta Penjelasan Dari Kepala Desa Terkait Pelanggaran Etika

Pemerintah Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, telah meminta penjelasan dari Kepala Desa (Kades) Bandar Jaya yang saat ini menjadi perhatian publik setelah warganya melakukan demonstrasi terkait dugaan pelanggaran etika, termasuk indikasi mark up dana desa dan perilaku tidak pantas di tempat karaoke.

“Sehubungan dengan insiden ini, camat akan memberikan dukungan. Rencananya, insya Allah klarifikasi akan dilakukan besok, semoga dapat ditemukan solusi yang tepat,” ungkap Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Mukomuko, Ujang Selamat, saat dihubungi dari Mukomuko, Selasa (14/4).

Tindakan ini merupakan respons terhadap aksi damai yang diadakan oleh sekitar 100 warga dan anggota Karang Taruna Desa Bandar Jaya, Kecamatan Teramang Jaya, yang menuntut pengunduran diri kepala desa karena diduga melanggar etika.

Aksi tersebut dipicu oleh beberapa masalah yang melibatkan nama kepala desa, termasuk beredarnya video viral di media sosial yang menunjukkan dirinya berada di sebuah tempat karaoke bersama seorang wanita yang bukan muhrim.

Selain itu, warga juga menuntut agar janji-janji yang diucapkan kepala desa saat mencalonkan diri, terutama kepada Karang Taruna, dapat dipenuhi. Dugaan lain yang muncul adalah adanya mark up anggaran Dana Desa Bandar Jaya serta ketidakjelasan mengenai sumber dana yang digunakan untuk pengembalian dana desa.

“Kami meminta klarifikasi langsung dari kades untuk memastikan kebenaran terkait dugaan pelanggaran etika ini,” kata Ujang.

Ia menambahkan bahwa Pemerintah Kabupaten sangat menyayangkan jika memang terjadi pelanggaran etika oleh kepala desa. Namun, ia menekankan pentingnya proses penyelesaian yang adil agar tidak ada pihak di desa yang merasa dirugikan.

“Oleh karena itu, biarkan proses ini berjalan sesuai dengan mekanisme yang berlaku di pemerintahan desa. Kami juga telah berkomunikasi dengan kades agar masalah ini segera diselesaikan,” tutup Ujang.

Tag: Bandar Jaya Bengkulu DPMD Mukomuko