Perusahaan teknologi OpenAI mengungkapkan minatnya untuk mengakuisisi aplikasi mesin pencari milik Google, yaitu Chrome, jika perusahaan tersebut memutuskan untuk menjualnya. Menurut laporan The Verge pada hari Rabu, informasi ini pertama kali disampaikan oleh Reuters yang mengutip pernyataan dari salah satu eksekutif ChatGPT kepada hakim yang menangani kasus Google. Diketahui bahwa tahun lalu, Departemen Kehakiman AS mengusulkan agar Google melepaskan Chrome sebagai langkah untuk memenuhi keputusan monopoli layanan pencarian daring yang ditetapkan oleh Hakim Amit Mehta pada tahun lalu.
Proses hukum telah dimulai dengan persidangan yang berlangsung pada hari Senin (21/4), dan Google berencana untuk mengajukan banding terkait kasus hukum ini. Eksekutif OpenAI, Nick Turley, juga memberikan kesaksian bahwa OpenAI telah menghubungi Google tahun lalu mengenai kemungkinan kerjasama yang memungkinkan ChatGPT memanfaatkan teknologi pencarian Google. Namun, hingga saat ini, ChatGPT belum berhasil mencapai kesepakatan tersebut, dan perusahaan tersebut kini dapat mengakses informasi pencarian dari layanan Bing, yang merupakan pesaing Google.
Namun, OpenAI tetap menyatakan bahwa ada masalah kualitas yang cukup signifikan. "Kami percaya bahwa banyak mitra, terutama API Google, akan membantu kami dalam menyediakan produk yang lebih baik untuk pengguna," ungkap OpenAI dalam email yang ditunjukkan selama persidangan. Google memutuskan untuk tidak menjalin kemitraan dengan OpenAI, dan Turley menyatakan bahwa hingga saat ini mereka tidak memiliki kerjasama dengan perusahaan tersebut.
Turley menambahkan bahwa OpenAI pada akhirnya akan mengembangkan indeks pencariannya sendiri, dan meskipun awalnya OpenAI berharap ChatGPT dapat memanfaatkan indeks tersebut untuk 80 persen pencarian pada akhir tahun 2025, perusahaan kini percaya bahwa pencapaian tersebut akan memerlukan waktu bertahun-tahun.
Berita Terkait
404
404